SELAMAT DATANG

BERSAMA KITA MELINDUNGI, MELESTARIKAN DAN MENGEMBANGKAN



Sabtu, 22 Mei 2010

BIOGAS

Pelatihan Pembuatan
Biodigester Permanen Limbah Ternak Sapi
Untuk kebutuhan Bahan Bakar
di desa Karang-karangan, Kecamatan Bua Sulawesi Selatan
2010


Latar Belakang

Biogas adalah merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menjawab kebutuhan energi serta menghasilkan pupuk organik dalam bentuk padat dan cair. Pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas dengan cara fermentasi anaerob dan melibatkan bakteri methanogen dapat mendukung penerapan konsep zero waste. Sehingga praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat dicapai. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, dengan ekspansi bidang industri menyebabkan peningkatan permintaan energi dan penurunan kualitas lingkungan. Mesipun Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak dan gas, namun berkurangnya cadangan cadangan minyak, pencabutan subsidi menyebabkan harga minyak naik dan turunnya kualitas lingkungan akibat penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan. Olah karena itu, pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan menjadi pilihan. Salah satu dari energi terbarukan adalah biogas, biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya. Kapasitas /terpasang pemanfaatan biogas adalah kurang dari satu persen dari potensi biogas biogas yang ada (685 MW).

Biogas yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai sumber energi pada kompor gas, lampu penerangan dan generator listrik skala rumah tangga. Analisa dampak lingkungan dari lumpur keluaran dari reaktor biogas menunjukkan penurunan COD dan BOD berturut-turut sebesar 90% dan 40% dari kondisi bahan awal. Analisa unsur utama N, P dan K menunjukkan tidak ada perbedaan nyata bila dibandingkan dengan pupuk kompos referensi. Analisa kelayakan ekonomi menunjukkan investasi layak dengan B/C Rasio 1,35 dan modal investasi kembali pada tahun ke-4 (umur ekonomi reaktor biogas 20 tahun). Hasil pendapatan ini belum termasuk hasil samping berupa pupuk cair/padat. Berdasarkan kajian teknis dan ekonomis tersebut, teknologi biogas ini layak dikembangkan.Penggunaan sistem digester biogas memiliki keuntungan, antara lain yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, panas, daya (mekanis/listrik) dan hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Pemanfaatan limbah dengan cara seperti ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk anorganik. Disamping itu, cara-cara ini merupakan praktek pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.Teknologi biogas bukanlah merupakan teknologi baru di Indonesia, sekitar tahun 1980-an sudah mulai diperkenalkan. Namun sampai saat ini belum mengalami perkembangan yang menggembirakan. Oleh karena itu, diperlukan cara-cara pendekatan baru dalam pengembangannya, seperti pengenalan proses produksi yang sederhana, pemanfaatan hasil yang bervariasi agar secara ekonomi menguntungkan.Pemanfaatkan penggunaan secara luas seperti untuk kompor gas,lampu penerangan dan motor penggerak (daya mekanis/listrik) sudah diuji dengan hasil yang baik. Berdasarkan kajian teknis dan ekonomis tersebut, teknologi biogas ini layak dikembangkan.


Nama Kegiatan
 Pelatihan
 Biodigester: Bio-Digester Bio-Digester atau bangunan biogas yaitu suatu bangunan kedap gas berbentuk kubah atau setengah bola berfungsi untuk menangkap gas bio tempat limbah organik difermentasikan, yang terdiri dari:
o Bio-digester terdiri dari Digester dan Bak Pelimpahan.
o Bio-Digester ini dapat diisi terus menerus dan dipakai setiap hari.
o Bio-Digester ini mencakup semua unsur yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menggunakan hasil pengolahan anaerobic (kedap udara).

Pelaksana Kegiatan


Jasa Konsultan
Sekolah Rakyat Petani (SRP) Payopayo yang berkedudukan di Maros Bantimurung, sebagai lembaga yang focus pada pertanian dan teknologi tepat guna untuk pedesaan. Organisasi ini dalam mengembangkan sistem pertanian terpadu dan teknologi tepat guna dan berwawasan lingkungan seringkali bermitra dengan C_BETech untuk penerapan nteknologi energi alternatif, dan LPTP (Lembaga Pengembangan Teknologi Pertanian yang berkedudukan di Solo, untuk penerapan pertanian terpadu dan berkelanjutan.


Tujuan Kegiatan
 Memberikan ketrampilan dan keahlian para Tukang untuk membuat Bio-Digester sehingga sesuai dengan fungsi dan standard yang ditentukan dengan baik.
 Menambah jumlah SDM (tukang) dalam rangka mengantisipasi meningkatnya kebutuhan akan Bio-Digester
 Memperluas kesempatan mendapatkan pekerjaan

Manfaat Instalasi Bio-Digester
 Tingkat pengurangan polusi dapat dilihat dari penurunan BOD & COD sekitar 90%. (selesai proses relatif tidak berbau), hubungan dengan tetangga harmonis.
 Slury/pupuk yang keluar dari proses ini relatif tidak berbau, siap untuk pemupukan tanaman secara langsung, dan menggemburkan dan menyuburkan tanah, menjaga erosi tanah, cadangan air tanah akan terjaga.
 Dengan memakai teknologi Biogas kebersihan kandang terjaga, kesehatan ternak terjamin.
 Lingkungan dapur akan menjadi bersih karena tidak ada asap, kesehatan manusia meningkat.
 Dengan tercukupinya Energi untuk memasak dan penerangan, maka saving pembakaran kayu dan minyak bumi, diharapkan hutan tidak ditebang untuk kayu bakar.Menjegah banjir dan terjamin sumber air bersih, serta ketersediaan oksigen

Metode Kegiatan
Metode yang digunakan adalah partisipatif masyarakat yaitu terlibatnya masyarakat dalam proses pembuatan bio-digester sehingga mereka memahami cara atau teknik pembuatan dan perawatan serta mengetahui fungsi dan tujuan pengolahan limbah.

Peserta
Jumlah peserta minimal 10 orang dan maksimal 14 orang. Kriteria Peserta dalam pelatihan ini:
 Punya pengelaman di bidang pertukangan batu
 Masyarakat Setempat
 Petani


Jadwal Pelatihan

Hari Kegiatan/Materi Pemateri
1 Perkenalan Panitia/Fasilitator
Teori: Pengenalan Prinsip-Prinsip Biogas Konsultan Biogas
2 dan 3 Praktek: Penggalian Lubang Peserta dan Kepala Tukang
Praktek: Pengukuran Konstruksi Bio-Digester Konsultan dan Kepala Tukang
4 Teori: Teknik Pemasangan Konstruksi Bio-Digester Konsultan
5 dan 6 Praktek: Konstruksi Lantai Bagian Bawah Peserta dan Kepala Tukang
Praktek: Konsturksi Bagian Bawah Lengkungan Peserta dan Kepala Tukang
7 Praktek: Pemasangan Pipa In-let dan Out-let Konsultan
Teori: Pemasangan Instalasi Gas Konsultan
Teori: Modifikasi Kompor Gas Konsultan
8 Teori: Modifikasi Lampu Petromaks Konsultan
9 Praktek: Pemasangan Strong Ring Peserta dan Kepala Tukang
10 Praktek: Bangunan Dinding pada Bagian Atas Strong Ring Peserta dan Kepala Tukang
11 Praktek: Bak Pelimpahan Peserta dan Kepala Tukang
12 Praktek:Saluran Tambahan Peserta dan Kepala Tukang
13 Praktek: Bagian Leher dan Penutup Bio-Digester Peserta dan Kepala Tukang
14 Praktek: Instalasi Pipa Gas dan Kompor Peserta dan Kepala Tukang
15 Praktek: Memasukkan Limbah Kotoran Ternak Peserta dan Kepala Tukang
16 Praktek: Penyelesian Peserta dan Kepala Tukang


Anggaran
Anggaran Pelatihan Pembuatan Bio-Digester sebesar Rp. …………… (Lihat lampiran)

.
Penutup
Demikian proposal ini kami buat untuk memanfaatkan limbah ternak yang selama ini terbuang dan bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Terima kasih atas kerjasama dan perhatiannya, kami haturkan banyak terima kasih.

1 komentar:

@redaksi mengatakan...

Oke juga tinggal mau dikembangkan

Mengenai Saya

Foto saya
Luwu, Sulawesi selatan, Indonesia
Lembaga Payung ini berawal dari diskusi kecil diantara beberapa orang yang memiliki disiplin ilmu dan background organisasi yang berbeda berlangsung sejak bulan Januari 2000. Dalam setiap diskusi yang dilakukan muncul ide – ide untuk mengakses kompleksitasnya permasalahan yang ada di masyarakat. Lembaga ini merupakan Lembaga Non-Pemerintah (ORNOP) yang diharapkan berfungsi strategis untuk menguak berbagai wacana yang berdaya advokatif, riset yang konstruktif, juga sebagai wadah dalam pemberdayaan potensi, aspirasi, serta wadah akomodatif terhadap permasalahan masyarakat untuk kemudian diidentifikasi ke arah yang positif. Lembaga ini bersifat independen dan melakukan kinerja secara swadaya maupun kemitraan dengan lembaga – lembaga strategis, antara lain : Lembaga Kemasyarakatan (adat), Pemerintah dan Lembaga-Lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi, Perusahaan Swasta dan organisasi Non-Pemerintah (ORNOP) baik dalam maupun luar negeri yang memiliki hubungan dan kesamaan jaringan kerja, orientasi visi-misi.